Samudranya kecintaan Allah, Matahari atas Aulia Allah, Wali yang mencintai dan dicintai Rasulullah Saw, Imam atas Aulia Allah. Sayyidina Maulana Jalal Ud Din Rumi Rahmatullahu Alaih. Konya, Turki
Hadis Tentang Wali Allah
“Sesungguhnya diantara hamba Allah ada
sekelompok manusia yang bukan Nabi dan bukan Syuhada’. Mereka dikelilingi oleh
para Nabi dan Syuhada’ di hari kiamat karena kedudukannay disisi Allah.” Para
sahabat bertanya:” Wahai Rasulullah, kabarkan kami siapa mereka?”
Rasulullah
menjawab: “Mereka adalah kaum yang saling mencintai dengan ruh Allah tanpa
hubungan keluarga antara mereka dan tanpa uang yang diberikan pada mereka. Demi
Allah, sungguh wajah mereka adalah cahaya dan mereka diatas cahaya. Mereka
tidak takut saat manusia ketakutan. Mereka tidak susah saat semua manusia
diterpa kesusahan.”
Lalu
Rasulullah membaca: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (HR Abu
Dawud No 3527 dari Umar bin Khattab)
Hadis Tentang Wali Allah
Sesungguhnya Allah berfirman : Barangsiapa yang memusuhi seorang wali maka Aku mengizinkan berperang. Tidak ada yang seorang hamba yang mendekatkan diri kepadaKu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku tiada berhenti mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya, tangan yang dipukulnya, langkah kakinya. dan jika ia meminta maka sunggu Aku kabulkan, dan jika ia berlindung kepadaKu, niscaya Aku lindungi” (HR Al-Bukhari)
Hadis Tentang Wali Allah
Bukti Dari Al-Quran tentang Wali Allah
“Ingatlah, sesungguhnya-wali Allah itu,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih
hati. Mereka itu ialah orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertaqwa. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia
dan akhirat” (QS. Yunus:62-64).
Hadis Tentang Wali Allah
Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata:
“Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah.”
Tanya seorang: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?” Sabda beliau: “Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah mahupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbarmimbar dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah.”
Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya:
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”(QS.Yunus:62)
Hadis Tentang Wali Allah
Menurut sebuah Hadits yang telah dikeluarkan oleh Abu Na’im al-asbahani dalam bukunya "Hilyatul Aulia" yang meriwayatkan daripada Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa baginda Rasul Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda:
“Sesungguhnya bagi Allah ‘Azza Wa Jalla ada 300 orang dari kalangan manusia ini yang hati mereka itu seperti hati Nabi Adam ‘Alaihissalam, dan bagi Allah itu ada 7 orang di kalangan manusia yang hati mereka itu seperti hati Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, dan bagi Allah itu ada 40 orang di kalangan manusia yang hati mereka itu seperti hati Nabi Musa ‘Alaihissalam, dan bagi Allah itu ada 5 orang di kalangan manusia yang hati mereka itu seperti hati Jibril ‘Alaihissalam, dan bagi Allah itu ada 3 orang di kalangan manusia yang hati mereka itu seperti hati Mikail ‘Alaihissalam, dan bagi Allah itu ada seorang di kalangan manusia yang hati mereka itu seperti hati Israfil ‘Alaihissalam.
Apabila wafat yang seorang ini, maka Allah akan menggantikannya dengan melantik salah seorang dari yang 3 orang itu. Apabila wafat seorang dari yang 3 orang itu maka Allah akan menggantikannya dengan melantik salah seorang dari yang 5 orang itu. Apabila wafat seorang dari yang 5 orang itu maka Allah akan menggantikannya dengan melantik salah seorang dari yang 7 orang itu.
Apabila wafat seorang dari yang 7 orang itu maka Allah akan menggantikannya dengan melantik salah seorang dari yang 40 orang itu. Dan apabila wafat seorang dari yang 40 orang itu maka Allah akan menggantikannya dengan melantik salah seorang dari golongan yang 300 orang itu. Dan apabila wafat seorang dari yang 300 orang itu, maka Allah menggantikannya dengan melantik salah seorang dari kalangan orang ramai.
Maka dengan Para Wali yang tersebut itulah seseorang itu dihidupkan dan dimatikan, diturunkan hujan, dihidupkan tumbuh-tumbuhan dan dihalang bala dari menimpa ummat manusia ini.”
Hadis Tentang Wali Allah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa“Rasulullah saw bersabda:
“Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, yaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.”
“Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu.
Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal kerana takut akan shubhahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka.”
Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat."
Ketika Allah dapat memberikan kotoran kotor seperti pakaian dan Noor maka apa yang akan ia dapat memberikan hamba-Nya murni.
Jalalud-din Rumi () berada pada kehilangan kosakata untuk mengungkapkan apa karunia Allah berikan kepada orang shalikhin dan murideen dan mereka yang menempuh jalan-Nya